Sambut Positif Efisiensi Anggaran Negara, Aktivis 98 Tawarkan Lima Hal untuk Kemandirian Ekonomi Indonesia

| Rabu, 12 Februari 2025 | 00.27 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Aktivis Gerakan Mahasiswa 98, Iwan Gunawan menyambut positif upaya yang tengah dilakukan pemerintahan Prabowo Subianto tentang efisiensi anggaran negara. Hal ini dianggap menjadi langkah akan kemandirian Indonesia jika dijalankan secara konsisten dan transparan. Efisiensi anggaran juga dapat mengurangi ketergantungan pada utang. 


“Secara prinsip, kalau benar kebijakan ini dijalankan dengan konsisten dan transparan, bisa menjadi langkah besar menuju kemandirian Indonesia. Mengurangi ketergantungan pada utang dan memprioritaskan efisiensi anggaran adalah hal yang positif, terutama jika difokuskan pada penghapusan kebocoran, korupsi, dan pengeluaran tidak produktif,” ujar Iwan kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

Menurut Iwan, untuk membangun kemandirian ekonomi tanpa ketergantungan berlebihan pada utang, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar kebijakan efisiensi ini efektif dan benar-benar memperkuat ekonomi bangsa:

Pertama, fokus pada Penggunaan Anggaran yang Produktif. Juga harus dipastikan anggaran yang dihemat benar-benar dialokasikan ke sektor yang memberi dampak nyata bagi rakyat, seperti pendidikan, kesehatan, pangan, dan infrastruktur produktif (bukan hanya proyek mercusuar).

“Dorong investasi di sektor riil, terutama industri manufaktur, agrikultur, dan UMKM, agar ekonomi lebih mandiri dan tidak hanya bertumpu pada konsumsi,” katanya 

Kedua, Reformasi Birokrasi dan Digitalisasi Anggaran. Menurut Iwan, selama ini birokrasi yang boros dan lamban sering jadi sumber kebocoran. Karena itu, perlu digitalisasi dan transparansi dalam penggunaan anggaran agar lebih akuntabel.

“Penerapan sistem e-budgeting dan e-procurement yang transparan bisa mencegah mark-up dan korupsi,” tandas Iwan Gunawan yang juga sekjend PMHI ini. 

Ketiga, Perkuat Industri Dalam Negeri dan Kurangi Ketergantungan Impor. Menurut Iwan, perlu didorong hilirisasi industri agar tidak hanya mengekspor bahan mentah, tapi juga memproduksi barang jadi atau setengah jadi. Tak sampai di situ, bantu UMKM dan startup lokal dengan insentif pajak dan kemudahan akses pembiayaan.

“Kurangi impor bahan pokok secara bertahap dengan memperkuat sektor pertanian, peternakan, dan perikanan nasional,” katanya.

Keempat, Optimalisasi BUMN dan Investasi Berbasis Produktivitas. Dalam konteks ini, Iwan menambahkan bahwa BUMN harus dikelola lebih profesional dan berorientasi pada efisiensi serta inovasi.

“Investasi negara harus fokus pada proyek yang memiliki multiplier effect tinggi, bukan hanya proyek besar yang minim dampak langsung,” tambahnya.

Kelima, Diversifikasi Sumber Pendapatan Negara. Pajak harus lebih progresif dan adil, terutama bagi sektor yang selama ini banyak menikmati keuntungan tanpa kontribusi besar. Hal lainnya, kata Iwan adalah optimalisasi SDA yang berkelanjutan, jangan hanya mengandalkan ekspor komoditas mentah.

“Kalau kebijakan efisiensi ini benar-benar diterapkan dengan strategi yang jelas dan pengawasan ketat, maka Indonesia bisa lebih mandiri secara ekonomi,” pungkas Iwan.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI