KAHMI Gandeng Kemenkum Gelar Asian Islamic Fashion and Art 2025

| Kamis, 23 Januari 2025 | 00.38 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) menggelar pertemuan dengan Menteri Hukum dan HAM RI, Supratman Andi Atgas, pada Senin, 20 Januari 2025, di Kantor Kemenkumham RI. Pertemuan tersebut membahas persiapan Asian Islamic Fashion and Art (AIFA) yang akan dilaksanakan pada 25-26 Januari 2025 di Jakarta. Kegiatan ini bertujuan memajukan industri fesyen Muslim di Indonesia sekaligus memperkenalkan pentingnya hak kekayaan intelektual di sektor tersebut. 


Ketua Bidang Perdagangan Internasional MN KAHMI, Bambang Susanto, menyampaikan bahwa AIFA 2025 diharapkan mampu mendorong hubungan dagang antarnegara melalui transaksi bisnis di sektor busana Muslim. 

“Pada hari pertama, 25 Januari, akan diadakan pembukaan, achievement award, dan penandatanganan nota kesepahaman oleh pemerintah, alumni HMI, serta pelaku industri dari berbagai negara yang akan diwakili oleh para duta besar dan delegasinya,” ungkap Bambang.

Ketua Panitia Pelaksana AIFA 2025, Viviana Hanifa, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi pertama KAHMI dengan berbagai sektor industri dan pemangku kepentingan. Dengan tagline #FirstKAHMICollaboration, rangkaian acara meliputi Kahmi Award, fashion show busana Muslim, dan pemecahan rekor MURI untuk "Jalan Sehat oleh Perempuan Terbanyak Mengenakan Kerudung Bermotif Batik."

“Kami ingin menjadikan AIFA sebagai model kolaborasi yang menunjukkan kekuatan industri fashion Indonesia, sekaligus memecahkan rekor MURI yang memperlihatkan kekayaan budaya bangsa,” jelas Viviana.

Menteri Hukum dan HAM RI, Supratman Andi Atgas, memberikan apresiasi atas penyelenggaraan AIFA 2025. Menurutnya, kemajuan industri fashion Muslim tidak hanya bermanfaat bagi perekonomian nasional, tetapi juga memperkuat identitas budaya Indonesia di kancah internasional. 

“Ini adalah langkah positif untuk ekonomi Indonesia, khususnya dalam sektor industri kreatif. Kami juga mendorong pelaku industri untuk mendaftarkan produknya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual sebagai bentuk perlindungan,” ujar Supratman, seraya memastikan dirinya akan mendukung dan menghadiri acara tersebut.

Dengan berbagai rangkaian acara dan kolaborasi yang strategis, AIFA 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam memajukan industri fashion Muslim Indonesia serta mendorong perlindungan hak kekayaan intelektual di sektor kreatif.
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI