Fahira Idris: Paparan Pornografi Pada Anak Sudah Sangat Memprihatinkan

| Rabu, 02 Oktober 2024 | 11.11 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Sebuah video asusila yang diduga melibatkan dua anak yaitu laki-laki (17) dan perempuan (14) dan disaksikan serta direkam beberapa orang yang juga masih anak-anak yang terjadi di Demak, sungguh memprihatinkan. Peristiwa ini menjadi peringatan bahwa paparan pornografi pada anak-anak sudah begitu luar biasa memberikan pengaruh negatif bahkan menjurus kepada tindakan yang berbahaya dan melanggar hukum.


Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta yang juga aktivis perlindungan anak Fahira Idris mengungkapkan, tindakan asusila yang dilakukan anak-anak adalah fenomena yang sangat mengkhawatirkan. Fenomena ini harus direspons serius oleh berbagai pihak, baik Pemerintah, keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Salah satu penyebab mendasar yang sering terlupakan dari fenomena ini adalah semakin derasnya paparan pornografi kepada anak-anak, yang kini sudah semakin tidak terkendali.

“Kejadian ini merupakan peringatan bagi kita semua bahwa saat ini anak-anak kita berada di bawah ancaman serius akibat paparan pornografi. Kerusakan yang diakibatkan paparan pornografi bukan hanya dalam bentuk tindakan tidak senonoh, tetapi juga pada perkembangan mental dan moral. Melindungi anak-anak dari paparan pornografi membutuhkan perhatian dan tindakan kolektif dari semua pihak. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, kita semua berkewajiban menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman untuk mencegah anak-anak dari paparan pornografi,” ujar Fahira Idris di Jakarta (29/9).

Menurut aktivis perempuan ini, fenomena adanya anak-anak yang melakukan perbuatan asusila, salah satunya bisa disebabkan dampak paparan pornografi terutama lewat platform media digital. Masifnya paparan pornografi ini menyebabkan mereka tidak mampu mengendalikan dorongan seksual dan gagal mempertimbangkan implikasi sosial serta hukum dari tindakan mereka.

Paparan pornografi pada anak, lanjutnya, dapat menimbulkan dampak serius pada perkembangan otak anak. penelitian menunjukkan bahwa kecanduan pornografi menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada bagian prefrontal cortex. Bagian ini adalah bagian otak yang berfungsi untuk mengatur fungsi eksekutif, yaitu kemampuan merencanakan sesuatu, membuat keputusan, memecahkan masalah, mengontrol diri, mengingat instruksi, menimbang konsekuensi dan lainnya. Bagian otak ini terutama berkembang di masa pubertas.

Fahira Idris berharap, ada langkah-langkah konkret secara terkoordinasi dan berkelanjutan untuk menghadapi masalah paparan pornografi yang semakin meluas. Pemerintah, bersama dengan masyarakat, keluarga, sekolah, dan para pemangku kepentingan terkait, memiliki peran penting dalam melindungi anak-anak dari dampak merusak pornografi. Dengan regulasi yang tepat, penegakkan hukum, pendidikan seksual yang komprehensif untuk mencegah anak dari pergaulan bebas, mencegah hubungan seks di luar nikah, mengenalkan beberapa penyakit/akibat-akibat yang disebabkan oleh seks yang terlalu dini, anak-anak Indonesia dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman, terlindungi, dan sehat.

“Anak-anak yang sudah berani melakukan tindakan asusila terutama akibat paparan pornografi memerlukan dukungan psikologis dan rehabilitasi untuk memulihkan kondisi mereka. Hak mereka mendapatkan konseling, serta terapi berbasis otak untuk membantu anak mengatasi dampak psikologis dan kognitif dari paparan pornografi harus dipenuhi oleh negara,” pungkas Fahira Idris. 


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI