Bernasindonesia.com - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Nevi Zuairina, dalam kunjungan kerja spesifik ke PT Indofarma di Cikarang, Bekasi, menyoroti kondisi keuangan perusahaan farmasi pelat merah tersebut yang saat ini tengah menghadapi tantangan berat.
Nevi menegaskan pentingnya langkah-langkah strategis dan cepat untuk menyelamatkan Indofarma yang memiliki peran vital dalam penyediaan obat-obatan bagi masyarakat Indonesia.
“Indofarma telah mengalami kesulitan keuangan yang berkelanjutan, terutama sejak sistem pengadaan obat melalui e-katalog diberlakukan pada tahun 2013. Sistem yang seharusnya mendorong transparansi justru mempersulit Indofarma dalam bersaing dengan kompetitor lainnya. Kami perlu memahami secara detail apa yang menyebabkan Indofarma tidak mampu bersaing dan apa upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki kinerjanya,” ujar Nevi, politisi PKS.
Nevi juga menyoroti pentingnya pengawasan manajerial di Indofarma, khususnya terkait temuan rangkap jabatan yang terjadi di manajemen Indofarma dan anak perusahaannya, PT IGM, yang dinilai berpotensi menimbulkan masalah operasional.
“Kami mengharapkan penjelasan lebih lanjut dari Indofarma terkait hal ini, serta klarifikasi dari Kementerian BUMN tentang kebijakan rangkap jabatan di lingkungan BUMN. Langkah ini sangat penting untuk memastikan manajemen yang profesional dan berintegritas,” tambah Anggota Badan Anggaran DPR RI ini.
Terkait kondisi keuangan Indofarma yang semakin kritis, Nevi meminta pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk segera turun tangan dengan memberikan dukungan yang diperlukan guna menyelamatkan perusahaan yang dianggap strategis dalam industri farmasi nasional.
“Indofarma adalah pilar penting dalam memastikan ketersediaan obat-obatan, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Oleh karena itu, langkah penyelamatan harus segera dilakukan agar stabilitas operasional perusahaan ini terjaga,” tegas legislator dari Sumatera Barat tersebut.
Selain itu, aktivis perempuan PKS ini juga mendesak agar hak-hak karyawan Indofarma diprioritaskan, termasuk pembayaran gaji, tunjangan, iuran BPJS, dan pesangon bagi pensiunan. Ia menilai bahwa kesejahteraan karyawan harus tetap dijaga meskipun perusahaan menghadapi tantangan keuangan yang serius.
Menutup kunjungannya, Nevi menyatakan harapannya agar upaya penyelamatan Indofarma dapat segera dilakukan, dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk Kementerian BUMN, untuk mengambil langkah konkret dalam pemulihan kinerja perusahaan demi keberlanjutan sektor farmasi di Indonesia.
“Kami berharap Kementerian BUMN bisa segera bertindak dalam menyelesaikan masalah ini dengan mengedepankan langkah-langkah manajemen yang efektif dan efisien, serta menjamin Indofarma kembali berperan maksimal dalam menjaga ketahanan obat nasional,” pungkas Nevi Zuairina.