Bernasindonesia.com - Fenomena bunuh diri belakangan ini menjadi salah satu faktor kematian tertinggi di dunia. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, kasus bunuh diri terus meningkat. Fenomena ini pun menjadi satu dari sederet masalah yang paling menjadi perhatian banyak orang.
Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar menyoroti tingginya angka bunuh diri di Indonesia. Pria yang akrab disapa Gus Imin itu mengaku prihatin dan mendorong semua pihak untuk peka terhadap kondisi kesehatan mental.
"Mari lebih peka terhadap kondisi kesehatan mental diri sendiri dan orang lain. Bicara dengan keluarga atau sahabat dan temui psikolog atau psikiater supaya bisa mendapatkan diagnosa lebih lanjut," kata Gus Imin seperti dikutip dari laman Instagram pribadinya, Senin, 13 November 2023.
Gus Imin mengutip data dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) perihal jumlah kasus bunuh diri sepanjang periode Januari-Oktober 2023 mencapai 846 kasus di 10 Provinsi di Indonesia.
Dalam data tersebut, Jawa Tengah menempati peringkat pertama dengan jumlah kasus bunuh diri terbanyak, yaitu mencapai 356 kasus, disusul Jawa Timur dengan 184 kasus, Bali 94 kasus, serta Jawa Barat 60 kasus.
Salah satu penyebab masalah kesehatan mental pada anak adalah tingginya kasus perundungan, terutama di sekolah. Menurut data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) sebagaimana dikutip Gus Imin, sejak Januari hingga Agustus 2023 tercatat jumlah kasus perundungan di satuan pendidikan mencapai 16 kasus.
"Dari 16 kasus tersebut, 25 persennya terjadi di jenjang SD, 25 persen lagi terjadi SMP, SMA dan SMK masing-masing 18.75 persen, dan MTS serta Ponpes masing-masing 6,25 persen," urai Gus Imin.
Gus Imin lantas mengurai cara menghadapi masalah kesehatan mental, yaitu grounding atau fokus pada diri sendiri, asking help atau meminta bantuan apabila ada masalah, unhooking atau memberi jarak antara `diri` dengan fikiran negatif, being kind atau bersikap ramah termasuk pada diri sendiri, dan making room atau memproses semua pikiran dan perasaan.
Tak hanya itu, Gus Imin juga memaparkan visi misi AMIN, akronim dari Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, terkait kesehatan mental. Pertama, mendorong edukasi tentang pentingnya kesehatan mental untuk menghapus stigma negatif, dimulai dari keluarga dan sekolah melalui aktivasi kelompok dukungan sebaya (peer support group) dan penguatan peran konselor di sekolah dan perguruan tinggi.
Kedua, menjaga kesehatan mental masyarakat di antaranya melalui penambahan ruang publik dan fasilitasi berbagai kegiatan masyarakat sebagai tempat mengekpresikan diri dan potensinya.
Ketiga, mendorong hadirnya konselor kesehatan mental (psikolog) di Puskesmas dan menyediakan layanan konseling daring gratis berkolaborasi dengan lembaga dan komunitas yang ada.
Keempat, menyediakan layanan pusat krisis dengan membuka Hotline dan Desk Help 24 jam di semua Kota/Kabupaten. Cak Imin menambahkan, Pemerintah Kabupaten dan Kota wajib membuat ruang terbuka, seperti di Jl. MH. Thamrin Kota Bojonegoro atau dikenal dengan Maliogoro yang disulap menjadi tempat nongkrong asik dan estetik.
"Kesadaran akan kesehatan mental itu sangat penting. Itu bisa dimulai dari orang terdekat, dengan saling menjaga pasangan, sahabat, teman, bahkan keluarga. Tumbuhkan rasa solidaritas agar menjadi manusia dan generasi yang bahagia. Mari kita dorong agar masalah ini menjadi salah satu prioritas nasional," tukasnya.