Usman Hamid Luncurkan Single ke-2 ‘Terlepas’ Tentang 25 Tahun Reformasi 1998

| Senin, 12 Juni 2023 | 00.48 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Advokat dan aktivis Usman Hamid meluncurkan single kedua bertajuk “Terlepas” yang mengkritisi kegagalan negara dalam menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat Tragedi Trisakti, Semanggi I dan II.


Usman meluncurkan lagu ini di sela-sela pameran fotografi 25 tahun Reformasi di Yayasan Riset Mata Waktu, Jakarta Selatan pada Minggu (11/6). Hadir sejumlah tokoh jurnalis senior seperti Oscar Motuloh, Sarie Febriane, Eddy Hasby dan Goenawan Widjaja.

Lagu ini terinspirasi dari perjuangan para mahasiswa dalam menumbang rezim otoriter Order Baru Suharto yang kejatuhannya membawa Indonesia menuju kearah demokratisasi dengan lahirnya Era Reformasi. 

“Lagu ini saya ciptakan bersama Denny Setiawan sahabat sejak di bangku SMP. Momen gugurnya mahasiswa pada 1998 adalah inspirasi lagu ini. Setelah kian lama, akhirnya lagu ini bisa dirilis saat peringatan seperempat abad Reformasi,” kata Usman.

“Konsep awalnya pernah saya nyanyikan di depan keluarga korban. Ayah dari salah seorang mahasiswa Usakti yang gugur Elang Mulia Lesmana, yaitu Boy Bagus Yoganandita menyukainya. Sosok Sumarsih, ibu dari mahasiswa Atmajaya juga menjadi inspirasi untuk menuntaskan lagu ini.”

Dalam produksi musik lagu yang berjalan selama dua bulan tersebut, Usman dibantu oleh music engineer Akbar Kelana Halim dan gitaris asal Solo, Julian Rinaldi. Proses perekaman dilakukan di dua tempat: Solo dan Bintato.

Lagu ini juga memuat syair kritik sosial yang dibacakan dengan gaya orasi.

Saat peluncuran, Usman tampil bersama bandnya yang bernama “The Blackstones” dan terdiri dari Akbar Kelana Halim (gitar), Win Dwi Yuda (gitar), Rama Moektio (drum), Kis Winarko (bass), dan Inong Malika (vokal latar).

“Pengisian vokal itu dilakukan Usman pada jam 8 pagi hari sebelum jam kerja dia. Sebagian lagi di sela jam makan siang. Agak sulit memang karena jadwal kegiatan kami semua padat,” tambah Kelana.

Tidak selesainya kasus pelanggaran HAM berat tersebut membuat Usman terus menyuarakan suara keluarga korban agar yang terus menuntut adanya keadilan dan pertanggung jawaban dari negara.

“Setiap mengingat kepergian mereka saya merasa seperti diburu oleh bayangan dan suara menuntut kebebasan dan keadilan,” kata Usman.
“Penyangkalan terhadap Tragedi ini masih terasa hingga era Pemerintahan sekarang. Ada pengakuan tapi itu tidak mengubah apa pun karena tanpa kata maaf, apalagi keadilan. Indonesia itu negara hukum.”

Usman berharap lagu ini turut merawat ingatan atas Tragedi ketidakadilan penguasa di masa lalu. Sekaligus peringatan bahwa Tragedi serupa tidak boleh terulang lagi di kemudian hari.

Usman tetap menuntut negara untuk mengusut tuntas dengan mengadili mereka yang bertanggungjawab melalui pengadilan ad hoc hak asasi manusia.

“Terlepas” merupakan single kedua Usman setelah sebelumnya aktivis HAM tersebut merilis lagu solo perdananya yang berjudul “Sa Kong Sa” pada bulan Maret 2023 lalu. Lagu berisi kritik atas kehidupan mewah para pejabat publik. 
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI