Beda dengan Kapitra, Ini Jawaban Ketua PBNU Soal KSAD Dudung Yang Dinilai Layak Menjadi Cawapres

| Selasa, 30 Mei 2023 | 02.41 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohamad Syafi’ Alielha (Savic Ali) tidak sependapat dengan politisi PDI Perjuangan Kapitra Ampera yang menilai Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman layak menjadi kandidat Wapres pada Pilpres 2024. 


“Tidak boleh tentara aktif itu masuk politik,” ujar Savic saat dihubungi, Senin (29/5/2023).

Menurut Savic, konstitusi dan Undang-Undang melarang tentara aktif masuk gelanggang dan bermain politik. Karenanya, kata dia, jika tentara ingin bermain politik maka dia harus mengundurkan diri menjadi abdi negara.

“Kalau dia mau masuk politik dia harus mengundurkan diri dulu karena tentara aktif itu abdi negara yang dipasrahi oleh negara untuk memegang senjata,” katanya. 

Savic mengatakan akan sangat berbahaya jika tentara aktif terlibat poitik praktis. Dia borpotensi melakukan perebutan kekuasaan menggunakan intrumen dan institusinya untuk kepentingan pribadi dan kolompoknya. 

“TNI itu menjadi pelindung buat segenap rakyat, bukan menjadi entitas politik tersendiri yang itu bersaing untuk memperebutkan kekuasaan. Dan usulan (Kapitra Ampera) itu saya kira tidak tepat dan menyalahi semangat reformasi,” katanya.

Disampaikan Savic, beda halnya dengan tentara yang sudah non aktif. Menurutnya, tidak ada larangan bagi tentara yang sudah non aktif masuk gelanggang dan bermain politik. 

“Prinsipinya kalau bukan tentara aktif secara UU ya boleh. Tapi kalau saya ditanya ya saya tidak mendukung tentara yang memang dididik terutama lewat kepemimpinan komando untuk menjadi presiden dan wakil presiden di negeri ini,” paparnya.

“Saya tidak sejalan (dengan pemikiran Kapitra). Saya tidak mendukung tentara untuk aktif berpolitik karena dia dididik kepemimpinan komando walapun dia sudah tidak aktif. Kalau dia masih aktif UU tidak membolehkan. Tapi buat saya yang ditanya kalaupun tidak aktif saya tidak mendukungnya karena kita butuh kepemimpinan yang demokratis, sementara tentara itu dididik dalam sebuah kultur yang berbeda. Kebiasaan komando, anak buah harus taat apa kata atasan. Saya kira itu akan menjadi hambatan untuk menjadi negara yang demokratis dan lebih maju,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, politikus PDI-Perjuangan (PDIP) Kapitra Ampera menilai Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman layak menjadi kandidat Wapres pada Pilpres 2024 mendatang. Jenderal Dudung dinilai sebagai sosok yang  cinta kepada rakyatnya dan sosok pelindung rakyat sejati. Walaupun masih menjabat sebagai tentara aktif, namun hal ini masih memungkinkan jika rakyat menghendaki Dudung sebagai Cawapres.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI