Bernasindonesia.com- Keunggulan Pancasila dari ideologi lainnya adalah nilai-nilainya digali dari pandangan, sikap dan perilaku masyarakat nusantara jauh sebelumnya Indonesia merdeka. Jauh sebelum Indonesia merdeka, nilai-nilai Pancasila sudah bersemai di hati dan tindakan masyarakat di berbagai daerah di nusantara yang hingga saat ini terus dipegang dan dipraktikkan secara utuh. Salah satunya oleh masyarakat yang ada di Sumatera Utara (Sumut) yang filosofi hidupnya sangat lekat dengan kelima sila Pancasila.
Anggota MPR RI Fahira Idris mengungkapkan, aktualisasi pancasila begitu terlihat dari keseharian masyarakat Sumut sehingga rukun dan harmonis meski berlatar suku, agama, serta budaya yang berbeda. Hal ini tentu tidak mengherankan, karena masyarakat Sumatera Utara dengan kearifan lokalnya sehari-hari telah mempraktikkan nilai-nilai Pancasila.
Misalnya saja, Dalihan na Tolu yang menjadi falsafah hidup salah satu suku yang ada di Sumut yaitu suku Batak sangat lekat dengan nilai-nilai Pancasila. Falsafah dalihan na Tolu yaitu falsafah hidup untuk mengejar cita-cita dengan selalu bersandar pada nilai kerja keras dan jujur adalah implementasi nilai-nilai Pancasila. Gotong royong sebagai salah satu nilai Pancasila juga sudah mendarah daging di Sumatera Utara atau yang sering disebut Marsiadapari
Ungkapan “Jika tidur menjadi tilam, jika berjalan menjadi payung, jika di laut menjadi perahu, jika di tanah menjadi pusaka” adalah filosofi masyarakat Melayu bahwa hidup harus bermanfaat bagi orang lain yang artinya juga memegang teguh prinsip berketuhanan, perikemanusiaan, persatuan, permufakatan, berkeadilan. Masyarakat Suku Jawa yang juga banyak menempati berbagai wilayah di Sumut selalu memegang filosofi hidupnya yaitu “Bisa manjing ajur ajer” atau dapat masuk hancur mencair yang dapat diartikan kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai Pancasila juga lekat dengan kearifan lokal suku-suku lain yang ada di Sumut.
“Melalui penggalian nilai Pancasila dalam kearifan lokal masyarakat Sumut maka akan memperkuat keteguhan Pancasila yang memang lahir dari rahim kebudayaan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai Pancasila tertanam dalam kebudayaan masyarakat sekaligus menunjukkan relevansi antara nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan kebudayaan masyarakat Sumut. Nilai Pancasila lekat dengan kearifan lokal, buat Sumut selalu sejuk,” ujar Fahira Idris di sela-sela Sosialisasi 4 Pilar MPR RI Berbasis Komunitas bekerjasama dengan Pengurus PGRI Provinsi Sumatera Utara di Deli Serdang (27/8).
Menurut Fahira, nilai-nilai Pancasila adalah belief system yang telah terpatri dalam sanubari bangsa Indonesia dan menjadi sumber utama pembentuk sikap dan perilaku rakyatnya sebagai jalan untuk mengantar bangsa ini meraih kemajuan dan martabat di mata dunia.
“Nilai-nilai Pancasila sudah menyediakan konsep, prinsip dan nilai yang merupakan faktor endogen bangsa Indonesia dalam membentuk karakternya. Oleh karena itu, aktualisasi nilai-nilai Pancasila lewat pendekatan kearifan lokal sangat penting bagi pembangunan karakter bangsa untuk mencegah hilangnya generasi Pancasila,” pungkas Anggota DPD RI ini.