Bernasindonesia.com - Ketua Presidium Alumni 212 Aminuddin Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman layak menjadi Panglima TNI jika Jenderal Andika Perkasa pensiun. Sebab, Jenderal Dudung cukup lincah dalam urusan politik.
“Dudung dekat ke istana, dekat PDI-Perjuangan, jadi kalau dari sisi politik dia lebih lincah berselancarnya,” ujar Aminuddin saat dihubungi, Minggu (26/6/2022).
Kelincahan Jenderal Dudung ketika menjabat sebagai Panglima TNI, dia bisa membantu urusan politik presiden. Namun demikian, menurut Aminuddin, sosok calon panglima TNI presiden sendiri yang bakal menentukan.
“Kan panglima jabatan politik, mau tidak mau presiden butuh back up politik, tinggal adu kuat. Saya tidak dalam posisi menentukan, itu presiden lebih tahu,” katanya.
Kelincahan Dudung dalam urusan politik itu, disampaikan Aminuddin, dengan membandingkan dengan
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono. “Kalau Yudo Jawa banget,” katanya.
Hanya saja, Aminuddin berharap Dudung lebih intensif menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan ulama dan habib. Jika selama ini berkunjung ke pesantren, menggelar MTQ nasional, peduli terhadap prajurit, menurut Aminuddin, hal itu jangan dihentikan oleh Jenderal Dudung.
“Kalau boleh saran dia harus terus komunikasi dengan ulama dan habaib.
Dia kan seorang muslim yg taat, sudah seharusnya mendirikan masjid, sudah seharusnya dia punya kelebihan, kesempatan, kan berkuasa,” ucapnya.
Komunikasi dan silaturahmi dengan ulama dan habaib, disebu Aminuddin, sangat penting. Jika itu terus dilakukan, Jenderal Dudung bisa meluruskan informasi dan memberikan klarifikasi ketika mendapatkan serangan fitnah.
“Saya kira dia harus banyak tabayun, harus ada pendekatan patnership, pendekatan yang sifatnya persaudaraan, silatuahmi itu bagus. Saya dengar pak Dudung silaturahmi ke pesantren, itu bagus. Tinggal itu saja diteruskan,” jelas Aminuddin.
Sebagai seorang muslim, Aminuddin menyampaikan dirinya akan selalu berpikiran huznuzan kepada siapapun yang diberi amanah oleh presiden untuk menjabat Panglima TNI.
“Ya saya kira so far so good. Kan ini pak Jokowi yang punya kuasa gitu. Kalau saya berhuznuzan saja kepada siapapun, (termasuk Jenderal Dudung). Tapi kalau boleh saran dia harus banyak komunikasi dengan ulama dan habaib,” katanya.
Selama ini, Jenderal Dudung kerap disebut-sebut Jenderal Soedirman masa kini karena memegang teguh nilai-nilai luhur Indonesia dan jati diri prajurit TNI. Selain itu, Jenderal bintang empat ini juga dianggap paham perkembangan situasi dan zaman kekinian, yang disebut Metavers, Cyber War, Generasi Z, Revolusi Industri 5.0.