Bernasindonesia.com - Kita sangat prihatin dengan sikap dan perilaku dari para pemimpin dan pejabat di negeri ini yang sering bicara tentang nasionalisme dan cinta tanah air, tapi dalam kenyataannya sikap dan perilaku mereka tidak mencerminkan hal demikian.
Semestinya kalau mereka memang memiliki nasionalisme dan cinta terhadap negerinya maka mereka tentu seharusnya mengedepankan kepentingan bangsa dan mendukung usaha rakyat dengan membeli barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri.
Tapi Itu pulalah yang kurang tercermin dari sikap dan tindakan mereka sehingga presiden Jokowi dalam acara evaluasi aksi afirmasi bangga buatan indonesia di JCC selasa tanggal 24 mei 2022 menyampaikan kritik dan tegurannya terhadap pihak-pihak dari lembaga negara tingkat pusat dan pemerintah daerah yang telah membelanjakan dana APBN dan APBD yang dikelolanya bagi membeli produk-produk impor bukan untuk membeli barang-barang hasil produksi dalam negeri.
Keprihatinan presiden ini tentu harus menjadi perhatian kita bersama karena sikap dan tindakan mereka jelas-jelas mencerminkan bagaimana lemahnya rasa nasionalisme dan komitmen yang mereka miliki bagi memajukan usaha dalam negeri. Padahal dana yang mereka pergunakan untuk membeli barang-barang impor tersebut adalah berasal dari rakyat.
Oleh karena itu jika hal seperti ini terus dibiarkan berlanjut maka tidak mustahil usaha dalam negeri akan lumpuh dan ambruk sehingga angka PHK, dan pengangguran serta kemiskinan tentu akan meningkat dan hal tersebut tentu jelas tidak kita inginkan karena akan sangat berbahaya bagi masa depan bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai ini.
Oleh: Anwar Abbas
Penulis adalah Ketua PP Muhammadiyah