Bernasindonesia.com - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Penasehat Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bambang Soesatyo mengungkapkan, ICMI bersama MPR RI akan menyelenggarakan Silaturahim Kebangsaan sekaligus Sosialisasi Empat Pilar MPR RI pada Senin, 30 Mei 2022 di Gedung MPR/DPR/DPD RI. Sebagai upaya para cendekiawan muslim dalam memperkuat solidaritas kebangsaan, khususnya dalam menghadapi pemulihan ekonomi dan peningkatan kualitas pendidikan yang menjadi tantangan terbesar pasca pandemi Covid-19.
"Sebagaimana laporan jajak pendapat Litbang Kompas yang dilakukan pada pertengahan Mei 2022, sebanyak 30,2 persen responden menilai sektor ekonomi sebagai sendi kehidupan yang paling membutuhkan perhatian pasca pandemi Covid-19. Disusul 21,7 persen responden yang menilai sektor pendidikan juga harus mendapat perhatian serius," ujar Bamsoet usai menerima Pengurus Pusat ICMI, di Jakarta, Senin (23/5/22).
Pengurus ICMI yang hadir antara lain, Wakil Ketua Umum Priyo Budi Santoso, Bendahara Asri Das, Sekretaris Juliana Wahid, dan Ketua Panitia Silaturahmi Kebangsaan sekaligus Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Muhammad Syukur Mandar.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, di Bidang Pendidikan, merujuk data tahun 2018 sebelum pandemi, rata-rata kemampuan membaca, sains, dan matematika pelajar nasional menempati urutan 74 dari 79 negara dunia yang disurvei. Karenanya perlu diwaspadai agar pembatasan aktivitas pembelajaran secara langsung tidak menyebabkan generasi pembelajar tumbuh sebagai 'lost generation', generasi yang terpaksa kehilangan fasilitasi dan referensi akademis yang memadai.
"Himpitan kebutuhan ekonomi dan keterbatasan akses pembelajaran jarak jauh menjadi faktor utama meningkatnya angka putus sekolah anak SD (sebanyak 10 kali lipat dibandingkan tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19). Merujuk perspektif global, laporan dari 3 entitas internasional, yaitu UNESCO, UNICEF, serta Bank Dunia, diperkirakan generasi pembelajar yang terdampak pandemi berpotensi kehilangan USD 17 triliun pendapatan seumur hidup, atau setara dengan 14 persen dari PDB global saat ini," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, dampak pandemi juga telah menggerus sektor perekonomian dengan menyebabkan disrupsi ketenagakerjaan yang berdampak terhadap sekitar 21,32 juta tenaga kerja hingga pertengahan tahun 2021. Sekaligus menggoyahkan salah satu pilar perekonomian nasional, yaitu UMKM. Sekitar 40 persen UMKM terpaksa berhibernasi atau bahkan gulung tikar.
"Sementara di Bidang Sosial, sangat miris dengan tingginya kasus kejahatan seksual di tanah air. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, dalam kurun waktu lima tahun dari periode 2016 hingga 2020, kejahatan seksual telah meningkat 31 persen, dari 5.237 kasus menjadi 6.872 kasus. Lebih memprihatinkan, menurut catatan KOMNAS Perempuan, korban terbanyak pelecehan dan kekerasan seksual justru terjadi di kampus 27 persen, dan pesantren 19 persen," pungkas Bamsoet.