Bernasindonesia.com - Anggota DPD RI yang juga Senator DKI Jakarta Fahira Idris dinobatkan sebagai salah satu Srikandi Tangguh 2022 dari majalah Women’s Obsession. Rekam jejak dan kiprah Fahira terutama terkait isu-isu pemberdayaan masyarakat, perempuan dan anak, pendidikan, kesehatan serta isu sosial lainnya menjadi alasan dipilihnya Fahira sebagai Srikandi Tangguh 2022.
Fahira Idris mengungkapkan, fakta sejarah negeri ini menunjukkan bahwa di setiap zaman selalu ada perempuan penggerak yang membawa perubahan. Di tiap masa perjalanan bangsa ini selalu melahirkan sosok-sosok perempuan hebat yang punya dedikasi tinggi terhadap kemajuan bangsa.
“Begitu juga saat ini di mana Indonesia juga diwarnai oleh para perempuan-perempuan penggerak yang mempunyai karakter leadership dan berkomitmen tinggi memajukan bangsa lewat profesinya masing-masing. Saat ini dan ke depan para perempuan Indonesia terus mengasah diri untuk menjadi penggerak di berbagai bidang kehidupan mulai dari sosial, pendidikan, bisnis, UMKM, politik, pemerintahan, seni budaya, dan lainnya,” ujarnya.
Menurut Fahira, saat ini kaum perempuan Indonesia terus berupaya menjadikan perempuan sebagai aset dan potensi pembangunan dengan satu tujuan yaitu mempunyai kemandirian terutama secara politik, ekonomi dan sosial. Dengan berdaya politik dan sosial atau mampu memutuskan yang terbaik bagi diri, lingkungan, dan bangsa serta mandiri secara ekonomi atau menjadi pelaku kegiatan-kegiatan produktif maka perempuan Indonesia akan menjadi agent of change baik bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, dan masyarakat di sekitarnya.
“Oleh karena itu, di Indonesia saat ini harus terus dibangun pola pikir atau paradigma bahwa sebenarnya perempuan dan laki-laki adalah sumber daya potensial pembangunan yang keberadaannya menentukan target keberhasilan dari pembangunan itu sendiri. Salah satu strategi agar terjadi perubahan pola pikir dan pemberdayaan perempuan bisa mencapai hasil yang diinginkan adalah menempatkan lebih banyak perempuan-perempuan di badan-badan publik mulai dari eksekutif, yudikatif, dan terutama legislatif atau parlemen,” ungkapnya.
Selain itu, bagi Fahira, penting untuk perempuan memahami pahami adalah isu-isu publik. Ini karena hampir semuanya isu publik terkait erat dengan perempuan.
“Misalnya, Kebijakan pendidikan maupun kesehatan yang tidak berpihak sudah pasti akan merugikan kita kaum perempuan misalnya saja akses ke layanan kesehatan yang sulit dijangkau membuat angka kematian ibu dan bayi tinggi. Jadi memang perempuan harus berperan di ruang publik karena dengan begitu kita bisa memperjuangkan hak-hak kita,” pungkasnya.