Bernasindonesia.com - Dinas Dukcapil Kabupaten Paniai, Provinsi Papua, diserbu masyarakat. Ya, masyarakat sangat antusias datang ke kantor Disdukcapil Paniai untuk mengurus dokumen kependudukan.
Sebab, sudah beberapa lama pelayanan pengurusan administrasi kependudukan (Adminduk) seperti akta kelahiran, Kartu Keluarga, KTP-el, KIA, serta dokumen penting lainnya tidak berjalan normal di kabupaten yang beribukota di Enarotali ini.
Menurut Plt. Kadis Dukcapil Paniai Washinton pelayanan Adminduk di Paniai secara resmi dimulai kembali pada Senin, 4 April 2022.
"Perekaman, cetak KTP, akta, dan lain-lain sudah berjalan kembali. Rerata dokumen yang dilayani tak kurang 300 dokumen per hari," kata Kadis Washinton yang sebelumnya menjabat Kabid Dukcapil Dinas Sosial, Dukcapil Provinsi Papua, Rabu (27/4/2022).
Dirinya membantah isu ada kerusuhan di kantornya. "Itu foto yang ada bukan rusuh, tapi antusias masyarakat yang luar biasa untuk urus dokumen. Uniknya masyarakat di sini tidak kenal budaya antre, semua berebut mau dekat meja pelayanan. Jadi nomor antre yang kami buat sementara tidak berlaku," katanya.
Untuk melayani masyarakat yang membludak, sampai-sampai Washinton meminta bantuan tenaga administrator database (ADB) dari kabupaten tetangga.
Dirinya mengungkap upaya lain, mulai hari ini layanan dokumen akta-akta, KK dan KIA sudah dibuka pula di RSUD Paniai. "Bahkan Bupati Paniai Bapak Meky Nawipa berkenan melaunching layanan adminduk ini. Peralatan yang kami persiapkan pun sudah tiba," kata Washington.
Rencananya, kata dia, sehabis lebaran pihaknya akan menggelar layanan jemput bola ke distrik-distrik sekaligus mengurai antusias masyarakat di kantor. "Kami sudah siap bulan Mei jemput bola."
"Saya boleh dikatakan bekerja mulai dari nol. Karena harus urus kantor lama pindah ke kantor baru pada Februari. Kemudian lanjut urus jaringan jarkomdat sampai Maret termasuk urus sertifikasi TTE serta lapor menghadap ke Pak Dirjen tanggal 18 Maret lalu," cerita Kadis Washinton.
Sebelumnya, ungkap Washinton, dengan pendekatan pribadi dirinya menemui tokoh masyarakat yang awalnya keras menolak perekaman KTP. Sebab ada anggapan rekam biometrik irish mata akan menghisap darah.
"Saya katakan rekam KTP tidak mengandung hal negatif. Akhirnya saya lakukan perekaman secara terbuka, semua bisa lihat sembari menjelaskan tidak ada isap darah waktu lakukan rekam iris mata," paparnya.
Untuk sementara sebutan KTP-el saya ganti menjadi "kartu bantu".
"Sebab selama ini sebutan KTP berarti ada kesan negatif, di dalam ada chip/setan dan lain-lain. Saya ganti sebut 'kartu bantu' karena bisa bantu dipakai di bank, rumah sakit, bandara, kuliah dan seterusnya," ungkap Washinton.
Walhasil, kini masyarakat membludak antusias mau berebut duluan minta dilayani.
Kadis Washinton mengakui masih sangat banyak kekurangan termasuk internal pegawai, kondisi kantor, keamanan, peralatan. "Tapi secara bertahap kami benahi," tandas Washinton.
Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh di berbagai kesempatan senantiasa mendorong jajarannya untuk tidak mudah menyerah menghadapi masalah.
"Salah satu sifat penting adalah pantang menyerah. Teruslah mencoba. Bila dianalogikan sebagai sepak bola, biar lah sepuluh kali menendang semuanya gagal, mudah-mudahan yang kesebelas bisa berhasil gol,” kata Dirjen Zudan. "Semangat Dukcapil BISA itu adalah mencari solusi dengan inovasi."