Bernasindonesia.com - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan virtual dengan Ketua Parlemen Norwegia, Tone Wilhemsen Troen, Jumat (19/2/2021). Dalam kesempatan itu, Puan menyampaikan adanya peluang peningkatan kerja sama antara Indonesia-Norwegia.
Puan menuturkan, dalam bidang perdagangan perlu terus ditingkatkan arus perdagangan kedua negara, yang akan lebih seimbang untuk kepentingan kedua negara. Kemudian, peluang kerja sama juga bisa dilakukan terkait sovereign wealth fund (SWF), karena Indonesia baru saja membentuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
“Kiranya dapat dijajaki kemitraan lebih erat antara SWF Norwegia dan LPI di masa depan,” kata Puan.
“Saya mengharapkan dukungan Storting bagi peningkatan hubungan Indonesia dan Norwegia di masa mendatang,” sambung perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI tersebut.
Dalam pertemuan lebih dari satu jam itu, Puan mengungkapkan, Hubungan bilateral Indonesia-Norwegia telah berkembang dinamis sejak 71 tahun lalu. Kedua negara memiliki kesamaan sebagai negara demokrasi, menjunjung rule of law, menghargai hak asasi manusia (HAM), dan berkomitmen tinggi untuk perlindungan lingkungan hidup.
Dia melanjutkan, kerja sama kedua negara telah berlangsung multidimensi melibatkan berbagai pihak, dan mencakup multisektor.
“Kerja sama bilateral utama kedua negara adalah terkait REDD+ untuk mengatasi deforestasi dalam konteks perubahan iklim. Ini dapat menjadi contoh bagi keberhasilan kerja sama bilateral dalam mengatasi permasalahan global,” ucap wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Tengah V tersebut.
Menurutnya, sebagai hasil kerja sama REDD+, Indonesia berhasil melakukan penurunan emisi sebesar 11,2 juta ton pada tahun 2017.
Selain itu, kata Puan, Indonesia juga berkomitmen menjaga kelangsungan sumber daya alamnya, seperti hutan tropis dan produksi kelapa sawit yang dilakukan dengan memperhatikan aspek perlindungan lingkungan.
“Komitmen Indonesia ini merupakan bentuk kontribusi bagi upaya mengurangi emisi karbon yang akan bermanfaat bagi generasi mendatang,” ujar alumni Fisip Universitas Indonesia itu.