Tiga Mahasiswa Ciptakan Alat Penjaga Perbatasan Wilayah Indonesia

| Jumat, 20 Juli 2018 | 21.22 WIB

Bagikan:
BernasIndonesia.com - Pencurian ikan oleh kapal asing di perairan Indonesia telah berlangsung cukup lama. Kerugian Negara pun mencapai ribuan triliun atas perompakan, pembajakan, illegal fishing, illegal toging, illegal migrant, eksploitasi sumber daya alam secara ilegal, penyelundupan, dan perusakan ekosistem laut yang dialami Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan perang terhadap IUU Fishing (Illegal, Unreported, Unregulated Fishing). Menurut Menteri Susi, pencurian ikan di Indonesia telah merugikan Indonesia lebih dari Rp 2.000 Trilyun.

Melihat kerugian Negara yang begitu besar, ada kegelisahan tersendiri bagi tiga orang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka berinovasi agar dapat melakukan pemantauan di batas wilayah laut Indonesia secara real time dan otomatis.

Dikutip dari laman www.ipb.ac.id, Rabu (18/7), ketiga mahasiswa tersebut adalah Fariz Mustafa Kamal (Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan), Muhammad Rofiq Gempur Tirani (Departemen Ilmu Komputer), dan Bung Daka Putera (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem).

Mereka membuat suatu instrumen yang memiliki kemampuan untuk membedakan suara kapal ikan dengan kapal lainnya yang masuk perbatasan laut Indonesia.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) 2018, mereka merancang Buoy yakni Buoy Penjaga Laut (BOPL-1). Penjaga Batas Maritim Nusantara Berbasis Automatically Real Time System untuk mewujudkan Indonesia Berdaulat. Riset ini dibawah bimbingan Prof. Dr.Ir.Indra Jaya,MSc.

Ketua Tim, Fariz Mustafa Kamal mengatakan alat ini dipasang untuk mengukur dan memantau keadaan laut dan atmosfer. "Buoy merupakan alat pengukur parameter oseanografi dan meteorologi yang dipasang untuk mengukur dan memantau keadaan laut dan atmosfer," kata Fariz Mustafa.

BOPL-1 ini dilengkapi dengan hydrophone untuk merekam suara kapal yang merambat di perairan kemudian dianalisis sehingga dapat dibedakan antara kapal ikan dengan kapal lainnya yang masuk wilayah perairan Indonesia.

Di tempat yang sama, Muhammad Rofiq Gempur Tirani mengatakan rancangan Buoy ini sebagai bentuk kepedulian anak bangsa untuk menjaga potensi kemaritiman Indonesia.

"Saya berharap, kami mampu terus mengembangkan penemuan ini hingga dapat berdaya saing dan bermanfaat sebesar-besarnya untuk menjaga maritim Indonesia”, ujar Rofiq. 
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI